Showing posts with label indonesia. Show all posts
Showing posts with label indonesia. Show all posts

Friday, 1 October 2010

:: Jakarta bakal tenggelam ?




2010-09-30
Jakarta Bisa Tenggelam

Amblesnya Jalan RE Martadinata Jakarta Utara merupakan tanda awal dari sebuah bencana alam di masa mendatang, yang tersebut tidak lepas dari dampak krisis penurunan permukaan tanah dan abrasi air laut yang berlebihan. Amburadulnya konsep pembangunan kawasan pantai di Jakarta Utara tanpa diimbangi AMDAL yang memadai, serta diperparah dengan banyaknya sumur air tanah mempercepat penurunan permukaan tanah dari tahun ke tahun.

Untuk mengantisipasi terjadinya abrasi yang telah mengakibatkan Jalan RE Martadinata ambles, Wali Kota Jakarta Utara, Bambang Sugiyono meminta kepada seluruh stakeholder di Jakarta Utara membantu menggiatkan penanaman pohon bakau atau mangrove di sepanjang 35 kilometer bibir pantai di kawasan Jakarta Utara.

Bukan hal yang aneh apabila Jakarta dalam kurun 20 tahun kedepan akan tenggelam, selain itu terjadi banjir di musim hujan akibat rendahnya permukaan tanah dan ksisis air bersih di musim kemarau.

Hasil penelitian menunjukkan sudah terjadi penurunan permukaan air tanah (land subsidence) hingga 40 meter sehingga dalam beberapa tahun ke depan Jakarta dikhawatirkan mengalami krisis air tanah. Selain itu, faktor intrusi air laut ke wilayah daratan akan membahayakan kondisi air tanah di Jakarta karena tidak layak minum. Apabila krisis air bersih benar-benar terjadi, maka warga kelas menengah ke bawah akan menjadi korban pertama.

Pada akhirnya kepedulian terhadap tanah Jakarta memang harus menjadi tanggung jawab semua pihak. Kesadaran ini jauh lebih penting untuk didorong ketimbang sekadar mengenakan pajak setinggi-tingginya. Tidak kalah pentingnya, perlu dibenahi konsep pembangunan kawasan pantai bahwa selama pengambilan air tanah tak terkendali, laju penurunan permukaan tanah Jakarta kian mengkhawatirkan.

Lee Cheng Swee
Jl Bungur Raya, Jakarta Pusat



:: Jakarta berpindah ke Palangka Raya atau Yogyakarta ?



ZOOM2010-10-01




Pindahkan Ibu Kota ke Palangka Raya

[JAKARTA] Kompleksitas persoalan yang dihadapi Jakarta sebagai ibu kota negara, harus segera disikapi pemerintah pusat untuk mempertimbangkan secara serius wacana pemindahan ibukota. Hal itu menjadi opsi yang saat ini sangat realistis, untuk menyelamatkan Jawa, khususnya Jakarta, dari beban yang pembangunan yang berlebihan.

Langkah tersebut sekaligus juga untuk memulihkan tatanan lingkungan hidup akibat rusaknya ekosistem di Jakarta dan Jawa. Pilihan lokasi ibukota yang ideal adalah di Kalimantan, yakni Kota Palangka Raya.
Demikian rangkuman pendapat pakar lingkungan hidup Sony Keraf dan pengamat kebijakan publik yang juga Ketua Tim Visi Indonesia 2033 Andrinof Chaniago, di Jakarta, Kamis (30/9).

Menurut Sony, pentingnya pemindahan ibukota perlu juga dilihat sebagai upaya penyelamatan Pulau Jawa. Restorasi ekologis dan revitalisasi lumbung pertanian di Jawa wajib dilakukan. Sebab, setelah tahun 2010, daya tampung dan daya dukung Jawa sudah tidak memadai. Setiap tahun begitu banyak lahan pertanian tergusur menjadi pabrik dan dipenuhi dengan pelbagai pembangunan infrastruktur.
“Terlalu banyak pembangunan, membuat Pulau Jawa kian hari kian mengarah ke kelumpuhan. Kemacetan di Ibukota, misalnya, direkayasa dengan cara apapun mustahil ditanggulangi. Kecuali ada pembenahan yang luar biasa, dan itupun tidak akan mendatangkan hasil yang signifikan. Lima sampai sepuluh tahun mendatang, transportasi di DKI Jakarta akan lumpuh,” katanya.

Selain itu, semakin hari, ketersediaan air tanah semakin berkurang. Beberapa sumber air permukaan yang terus diburu tentunya tidak akan mampu memenuhi kebutuhan warga di masa mendatang. Persoalan ekologis akan kian parah dengan penurunan ketinggian permukaan tanah dan juga intrusi air laut yang hingga kini belum bisa ditanggulangi dengan baik.
“Kalau pemerintah tidak serius untuk memindahkan ibukota dengan langkah-langkah yang serius, ke depan pemerintahan dan ekonomi akan kolaps. Kelumpuhan ini dengan sendirinya merupakan langkah mundur bagi pelbagai dimensi lain. Dengan sendirinya keterpurukan demi keterpurukan akan mengancam bangsa ini,” tegasnya.

Dia menambahkan, lokasi paling strategis untuk pemindahan pusat administrasi pemerintahan adalah Kalimantan. Namun, Sony mengingatkan, bahwa pemindahan itu membutuhkan beberapa persiapan mendasar, antara lain, visi kota yang mapan, tata letak dan tata ruang, moda transportasi yang berkualitas, ketersediaan air minum, energi, serta fasilitas-fasilitas pendukung. “Singkatnya, penyakit-penyakit yang mewarnai kehidupan ibukota sebelumnya (Jakarta) tidak dibawa ke Kalimantan,” jelasnya.
Menurut mantan Menteri Negara Lingkungan Hidup tersebut, pemerintah harus segera memutuskan, bahwa dalam 10 hingga 15 tahun mendatang pusat pemerintahan sudah bisa dipindahkan ke sana. Pentahapannya, dua hingga tiga tahun pertama merupakan tahap perencanaan dan perancangan. Selanjutnya lima hingga sepuluh tahun merupakan tahap pembangunan fisik, sehingga selepas tahun kesepuluh, ibukota yang baru siap difungsikan.

Perspektif NKRI
Sony menambahkan, secara politis, pemindahan ibukota ke Kalimantan bisa diletakkan dalam bingkai kepentingan NKRI yang lebih luas. “Pemerintah jangan terjebak dalam embusa isu-isu etnis yang terkadang dangkal,” ujarnya.

Sementara itu, Andrinof Chaniago mengatakan bahwa usulan pemindahan ibukota ke Palangka Raya telah mempertimbangkan manfaat agregat dibandingkan pemindahan ke lokasi lain. Kalimantan adalah kawasan di tengah-tengah Indonesia, yang membuat biaya pergerakan dari Pulau Jawa yang dihuni oleh 59 persen penduduk nasional tidak terlalu besar.
“Selain itu, Kalimantan adalah sumber utama bahan baku energi nasional, seperti batu bara, minyak bumi, dan gas. Di sana juga sumber air begitu memadai untuk kebutuhan jangka panjang, sejauh program pelestarian lingkungan berjalan baik dan teknologi pengolahan air digunakan sebagaimana mestinya. Hal ini yang menjadikannya benar-benar siap sebagai daerah calon ibukota baru,” katanya.

Kalimantan juga merupakan daerah dengan kepadatan penduduk paling rendah di Indonesia bersama Papua. Alasan pemindahan lainnya ke Kalimantan adalah karena pulau ini paling aman dari ancaman bencana gempa bumi di Indonesia.
“Kalimantan adalah salah satu wilayah yang mengalami proses pertumbuhan dan sirkulasi modal yang tidak adil dan sangat tidak seimbang di Indonesia. Dengan jumlah penduduk yang hanya 5,6 persen dari total penduduk nasional, Kalimantan memberi kontribusi sebesar 9,3 persen terhadap PDB nasional. Sedangkan daerah lain, porsi sumbangannya terhadap PDB nasional hampir sama atau kurang dari porsi persentase jumlah penduduknya terhadap nasional,” jelasnya.

Andrinof menyebutkan pula, porsi investasi di Kalimantan terhadap total investasi nasional yang hanya 0,6 persen. Hal ini amat kontras dengan porsi investasi yang tertanam di Jawa yang besarnya mencapai 72,3 persen dari total investasi secara nasional. “Ini akan menjadi indikator yang jelas bahwa Kalimantan adalah daerah yang terancam tidak berkembang secara ekonomi karena sebagian besar pendapatan yang dihasilkan di daerah ini dibawa ke Jawa,” pungkasnya.

Desakan pemindahan pusat pemerintahan juga disuarakan kalangan pakar lainnya. Di antaranya Ketua Jurusan Planologi Universitas Diponegoro Semarang, Imam Buchori. Menurutnya, opsi yang paling mungkin dipilih adalah dengan meniru seperti yang dilakukan Malaysia. Pusat pemerintahan di daerah yang tak jauh dari Jakarta, sedangkan pusat ekonomi dan perdagangan tetap di Jakarta.
“Namun, harus juga diwaspadai pemindahan pusat pemerintahan ke luar Jakarta jangan sampai memancing urbanisasi. Kita bisa belajar dari Batam yang dirancang sebagai kota industri, nyatanya sekarang malah direpotkan dengan masalah perumahan akibat tingginya urbanisasi,”’ ujar Imam.

Sedangkan, pengamat politik dari UGM Arie Sudjito menilai, pemindahan pusat pemerintahan bukan hal yang berlebihan, jika melihat beban Jakarta saat ini. Menurut dia, beberapa daerah yang dapat dijadikan alternatif sebagai pusat pemerintahan Indonesia, yakni Palangka Raya dan Yogyakarta. “Yogyakarta layak menjadi alternatif karena memiliki akses dan letak geografis yang strategis, sedangkan Palangka Raya merupakan wilayah yang masih sangat longgar,” katanya.
[H-14/E-10/J-9/J-11/152/142/153/R-14/W-12]



Saturday, 28 August 2010

:: Hajriyanto Tohari: Hubungan RI-Malaysia




DIPLOMASI RI-MALAYSIA
Hubungan RI-Malaysia Harus Ditata Ulang
Laporan wartawan KOMPAS.com Inggried Dwi Wedhaswary
Sabtu, 28 Agustus 2010 | 22:17 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com- Wakil Ketua MPR Hajriyanto Tohari meminta pemerintah menata ulang hubungan dengan negara tetangga, Malaysia. Bahkan, hubungan kedua negara serumpun ini, menurutnya, harus ditata mulai dari nol.

Persoalan yang kerap terjadi dinilai karena Indonesia dan Malaysia lebih mengedepankan hubungan emosional. "Saya melihat hubungan Indonesia dan Malaysia harus ditata ulang dari nol. Ini penting agar komprehensif, karena selama ini keduanya didasarkan atas asumsi-asumsi yang retorik semata," kata Hajriyanto, Sabtu (28/8/2010) malam, di Kantor DPP Partai Golkar, Slipi, Jakarta Barat.

Asumsi-asumsi retorik yang dimaksud adalah pengedepanan istilah sebagai saudara serumpun. Akan tetapi, sifatnya sangat emosional. "Hubungan baru harus dibangun tanpa asumsi yang retorika, emosional dan simbolik," kata Ketua DPP Partai Golkar Bidang Keagamaan ini.

Ke depannya, hubungan Indonesia dan Malaysia harus ditata secara lebih rasional dan menyelesaikan segala persoalan hingga tuntas. Selama ini, penyelesaian masalah lebih banyak selesai dengan kekeluargaan. Pola penyelesaian seperti ini dipandang akan memunculkan masalah yang sama di kemudian hari.

"Ketegangan terjadi karena perkaranya itu-itu saja," kata dia. Hajriyanto juga mengkritik langkah Presiden SBY yang mengirim surat kepada PM Malaysia Datok Seri Mohd Najib Tun Abdul Razak. "Cara ini sifat penyelesaiannya adhoc, enggak tuntas. Pasti akan muncul lagi," ujar Hajriyanto.

Editor: Marcus SuprihadiDibaca : 1614


Sunday, 1 August 2010

:: Skuter bertanduk di Kalimantan


[ Minggu, 01 Agustus 2010 ]

Parade Scooter Borneo di Taman Kota Sampit Kalteng

SEDIKITNYA 700 skuter mania dari berbagai kota di Indonesia kemarin (31/7) dan hari ini (1/8) berkumpul di Taman Kota Sampit, Kalimantan Tengah. Mereka mengikuti Parade Scooter Borneo (PSB), even tahunan bagi penggemar kendaraan jenis skuter itu. Banyak peserta dari luar Kalteng. Di antaranya, dari Kaltim, Kalbar, Bali, Makassar, Sumatera Selatan, dan Jakarta. Berbagai model modifikasi skuter dipamerkan dalam ajang ini. Bahkan, banyak yang bentuknya sudah tidak menyerupai skuter. (*)



Wednesday, 7 October 2009

:: Gempa di Sumatra : Pandangan warganya



ayat-ayat allah swt dalam gempa di sumatera


Cetak | Kirim | RSS

Gempa besar berkekuatan 7,6 Skala Richter melantakkan kota Padang dan sekitarnya pukul 17.16 pada tanggal 30 September lalu. Gempa susulan terjadi pada pukul 17.58. Keesokan harinya, 1 Oktober kemarin, gempa berkekuatan 7 Skala Richter kembali menggoyang Jambi dan sekitarnya tepat pukul 08.52.

Adalah ketetapan Allah Swt jika bencana ini bertepatan dengan beberapa momentum besar bangsa Indonesia, dulu dan sekarang:

Pertama, tanggal 1 Oktober merupakan hari pelantikan anggota DPR dan DPD periode 2009-2014 yang menuai kontroversi. Acara seremonial yang sebenarnya bisa dilaksanakan dengan amat sederhana itu ternyata memboroskan uang rakyat lebih dari 70 miliar rupiah. Hal ini dilakukan di tengah berbagai musibah yang mengguncang bangsa ini. Dan kenyataan ini membuktikan jika para pejabat itu tidak memiliki empati sama sekali terhadap nasib rakyat yang kian hari kian susah.

Bukan mustahil, banyak kaum mustadh’afin yang berdoa kepada Allah Swt agar menunjukkan kebesaran-Nya kepada para pejabat negara ini agar mau bersikap amanah dan tidak bertindak bagaikan segerombolan perampok terhadap uang umat.

Satu lagi, siapa pun yang berkunjung ke Gedung DPR di saat hari pelantikan tersebut akan mencium aroma kematian di mana-mana. Entah mengapa, pihak panitia begitu royal menyebar rangkaian bunga Melati di setiap sudut gedung tersebut. Bunga Melati memang bunga yang biasanya mengiringi acara-acara sakral di negeri ini, seperti pesta perkawinan dan sebagainya. Namun agaknya mereka lupa jika bunga Melati juga biasa dipakai dalam acara-acara berkabung atau kematian.

Kedua, 44 tahun lalu, tanggal 30 September dan 1 Oktober 1965 merupakan tonggak bersejarah bagi perjalanan bangsa dan negara ini. Pada tanggal itulah awal dari kejatuhan Soekarno dan berkuasanya Jenderal Suharto. Pergantian kekuasaan yang di Barat dikenal dengan sebutan Coup de’ Etat Jenderal Suharto ini, telah membunuh Indonesia yang mandiri dan revolusioner di zaman Soekarno, anti kepada neo kolonialisme dan neo imperialisme (Nekolim), menjadi Indonesia yang terjajah kembali. Suharto telah membawa kembali bangsa ini ke mulut para pelayan Dajjal, agen-agen Yahudi Internasional, yang berkumpul di Washington.

Gempa dan Ayat-Ayat Allah Swt

Segala sesuatu kejadian di muka bumi merupakan ketetapan Allah Swt. Demikian pula dengan musibah bernama gempa bumi. Hanya berseling sehari setelah kejadian, beredar kabar—di antaranya lewat pesan singkat—yang mengkaitkan waktu terjadinya musibah tiba gempa itu dengan surat dan ayat yang ada di dalam kitab suci Al-Qur’an.

“Gempa di Padang jam 17.16, gempa susulan 17.58, esoknya gempa di Jambi jam 8.52. Coba lihat Al-Qur’an!” demikian bunyi pesan singkat yang beredar. Siapa pun yang membuka Al-Qur’an dengan tuntunan pesan singkat tersebut akan merasa kecil di hadapan Allah Swt. Demikian ayatayat Allah Swt tersebut:

17.16 (QS. Al Israa’ ayat 16): “Dan jika Kami hendak membinasakan suatu negeri, maka Kami perintahkan kepada orang-orang yang hidup mewah di negeri itu (supaya mentaati Allah) tetapi mereka melakukan kedurhakaan dalam negeri itu, maka sudah sepantasnya berlaku terhadapnya perkataan (ketentuan Kami), kemudian Kami hancurkan negeri itu sehancur-hancurnya.”

17.58 (QS. Al Israa’ ayat 58): “Tak ada suatu negeri pun (yang durhaka penduduknya), melainkan Kami membinasakannya sebelum hari kiamat atau Kami azab (penduduknya) dengan azab yang sangat keras. Yang demikian itu telah tertulis di dalam kitab (Lauh Mahfuz).”

8.52 (QS. Al Anfaal: 52): (Keadaan mereka) serupa dengan keadaan Fir’aun dan pengikut-pengikutnya serta orang-orang sebelumnya. Mereka mengingkari ayat-ayat Allah, maka Allah menyiksa mereka disebabkan disebabkan dosa-dosanya. Sesungguhnya Allah Maha Kuat lagi Amat Keras siksaan-Nya.”

Tiga ayat Allah Swt di atas, yang ditunjukkan tepat dalam waktu kejadian tiga gempa kemarin di Sumatera, berbicara mengenai azab Allah berupa kehancuran dan kematian, dan kaitannya dengan hidup bermewah-mewah dan kedurhakaan, dan juga dengan keadaan Fir’aun dan pengikut-pengikutnya. Ini tentu sangat menarik.

Gaya hidup bermewah-mewah seolah disimbolisasikan dengan acara pelantikan anggota DPR yang memang WAH. Kedurhakaan bisa jadi disimbolkan oleh tidak ditunaikannya amanah umat selama ini oleh para penguasa, namun juga tidak tertutup kemungkinan kedurhakaan kita sendiri yang masih banyak yang lalai dengan ayat-ayat Allah atau malah menjadikan agama Allah sekadar sebagai komoditas untuk meraih kehidupan duniawi dengan segala kelezatannya (yang sebenarnya menipu).

Dan yang terakhir, terkait dengan “Fir’aun dan para pengikutnya”, percaya atau tidak, para pemimpin dunia sekarang ini yang tergabung dalam kelompok Globalis (mencita-citakan The New World Order) seperti Dinasti Bush, Dinasti Rotschild, Dinasti Rockefeller, Dinasti Windsor, dan para tokoh Luciferian lainnya yang tergabung dalam Bilderberg Group, Bohemian Groove, Freemasonry, Trilateral Commission (ada lima tokoh Indonesia sebagai anggotanya), sesungguhnya masih memiliki ikatan darah dengan Firaun Mesir (!).

David Icke yang dengan tekun selama bertahun-tahun menelisik garis darah Firaun ke masa sekarang, dalam bukunya “The Biggest Secret”, menemukan bukti jika darah Firaun memang menaliri tokoh-tokoh Luciferian sekarang ini seperti yang telah disebutkan di atas. Bagi yang ingin menelusuri gais darah Fir’aun tersebut hingga ke Dinasti Bush, silakan cari di www.davidicke.com (Piso-Bush Genealogy), dan ada pula di New England Historical Genealogy Society.

Nah, bukan rahasia lagi jika sekarang Indonesia berada di bawah cengkeraman kaum NeoLib. Kelompok ini satu kubu dengan IMF, World Bank, Trilateral Commission, Round Table, dan kelompok-kelompok elit dunia lainnya yang bekerja menciptakan The New World Order. Padahal jelas-jelas, kubu The New World Order memiliki garis darah dengan Firaun. Kelompok Globalis-Luciferian inilah yang mungkin dimaksudkan Allah Swt dalam QS. Al Anfaal ayat 52 di atas. Dan bagi pendukung pasangan ini, mungkin bisa disebut sebagai “…pengikut-pengikutnya.”

Dengan adanya berbagai “kebetulan” yang Allah Swt sampaikan dalam musibah gempa kemarin ini, Allah Swt jelas hendak mengingatkan kita semua. Apakah semua “kebetulan” itu sekadar sebuah “kebetulan” semata tanpa pesan yang berarti? Apakah pesan Allah Swt itu akan mengubah kita semua agar lebih taat pada perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya? Atau malah kita semua sama sekali tidak perduli, bahkan menertawakan semua pesan ini sebagaimana dahulu kaum kafir Quraiys menertawakan dakwah Rasulullah Saw? Semua berpulang kepada diri kita masing-masing. Wallahu’alam bishawab. (Ridyasmara)